Rabu, 30 November 2011

Kue Cantik untuk Mamah Tersayang



Besok ibuku genap berumur 56th. Bahagia plus sedih karena sampai saat ini aku belum bisa membahagaiakan ibuku dan penuhi impian-impiannya. Aku berniat membelikan kue pada hari ulang tahun ibuku. Aku pun jatuh pada pilihan toko kue Holland Bakery di daerah tebet, Jakarta pusat. Aku melihat bermacam kue ada mocha cake, blackforest, cream chocolate. Aku pilih blackforest dengan ukuran medium. Cokelatnya tebal menempel pada dinding-dinding kue membuatnya terlihat wah, dan diatasnya cery dengan warna merah merekah membuatku tak sabar juga untuk mencicipinya. Semoga ibuku senang menerimanya. Tidak lama aku pun bergegas pergi dari tempat itu karena ada hans diluar yang sedang menungguku. Hans tidak ada respek sama sekali. Sesampainya dirumah Hans aku cemberut saja. Dia pun akhirnya bertanya “Kenapa say?” tanyanya. “ga apa-apa.” Jawabku. “ko ga apa-apa diem aja?” lanjutnya. “habisan….” Dengan wajah ditekuk. “habisan kenapa sih?” lanjutnya. “cuek banget, besok kan ibuku ulang tahun.” Sahutku. “iya, terus kenapa ya udah doain aja kan?” jawabnya santai. “diiihh…. doain aja, mantu apaan tuh kayak begitu ga lolos lo jadi mantu.” Sahutku ketus. “Ya m au nanggung bulan sayang. Ya sudah, nanti kita beli ya liat di kemayoran ya.” Jawabnya halus. Aku pun senang mendengarnya. Lalu kami pun pergi, sesampainya disana wah… penuh sekali maklum namanya juga pasar malam udah gitu pas weekend lagi mana naik motor nggak mau diparkir motornya. kami berhenti pada toko tas pertama. Tasnya lumayan buat ibu-ibu tapi kecil semua nggak ada yang besar seperti yang ibuku suka pakai. Lalu kami lanjut pada toko tas kedua, hm… tidak ada yang bagus harganya memang sangat murah tapi tipis semua akan cepat putus kalau bawa barang banyak.. Lanjut pada toko ketiga, bagus-bagus, tas import ups salah impor, tapi modelnya untuk anak muda semua nggak ada yang cocok buat emak-emak hahaahaaaa…. Ini mah bakalan gue yang kepengen jadi ngiler gue.. huhuuu…. Nanti deh gue kesini lagi buat beli tas itu. Dalam hati udah ngincer aja hahaaa.. “gimana ada yang bagus nggak?” tanyanya Hans. “bagaus sih, tapi buat anak muda semua nggak ada yang cocok buat ibu-ibu yank.” Jawabku. “ya sudah kita cari lagi.” Lanjutnya. “ok.” Sahutku. Hari makin larut dan besok pagi sudah harus sahur hm…mudah-mudahan cepat ketemu kek yang bagus buat mamah ya Allah. Ini toko terakhir kalau tidak ada yang bagus juga ya sudahlah hamsiong lah inang. Aku lihat tas-tasnya besar-besar dan cocok modelnya untuk ibu-ibu, sekarang tinggal bingung milihnya deh. “Yank bagus yang mana?” tanyaku. “terserah.” Sepertinya dia sudah tampak kelelahan. “bisa cepet nggak gue udah capek nih pegel.” Sahutnya kasar. Kasarnya sudah mulai keluar, aku jadi malu dilihat orang banyak, ini kan depan umum, apa dia sengaja membuatku malu? Aku benci situasi ini. Untuk yang kesekian kali aku dibuat malu oleh sikapnya itu. Aku hanya menatapnya benci sekali dan dia diam sendiri. Akhirnya aku menemukan yang pas untuk ibuku warnanya hitam, puringnya juga bagus, semoga mamah suka ini. Kami bergegas pulang dan aku sempatkan ucapkan terima kasih padanya. Aku memberikannya kepada mamah “Assalamualaikum.” “Walaikumsalam.” Aku mencium tangannya. “Malam banget dari mana aja jam segini baru pulang?” Tanya ibuku. “nih buat mamah dari Hans.” Sahutku dan ibuku langsung sumringah. “huuu… bagus banget beli dimana? Bilangin terima kasih calon mantu.” Jawabnya. “heh, mau kemana lagi?” Tanya ibuku. “ini mau kasih cemilan sama tolak angin dia masuk angin sama indomie takut dia lapar.” Jawabku dan langsung bergegas turun. “oh…. Bilangin makasih yaaa.” Sahutnya. “iya.” Sahutku. “ini tolak anginnya di dalam ay sama indomie goreng 1 takut kamu lapar. Makasih banyak ya mamah aku seneng banget bagus katanya makasih calon mantu. Hihiii…” Kayla. “iya sama-sama salam ya buat mamah.” Jawabnya. “iya.” Aku pun cium tangan sebelum dia pergi. Hari yang melelahkan. Keesokkan harinya tepat jam 3 pagi aku dan ibuku bangun untuk sahur bersama. Sebelum sahur aku mengambil kue dan menyiapkan lilin untuk ulang tahun ibuku yang tepat jatuh pada hari ini 08 Agustus 2011. Kunyalakan lilinnya dan kunyanyikan lagu ulang tahun ibuku. Sebelum meniup lilinnya aku menyuruhnya untuk make a wish, berdoa untuk semua keinginannya dan kebaikan hidupnya. Lalu ibuku berdoa, diucapkannya sampai aku terdengar. Dalam hatiku Tuhan dengarkan doa ibuku yang sangat aku sayangi ini. Kabulkan segala permintaaanya. Berikan aku kemudahan untuk bisa membuat ibuku bahagia. Happy Birthday mom dengan mencium kedua pipinya.




Cerpen
Penulis
#Anitri Ernasari
Lokasi: Memory Birthday in My home sweet home :)

Kamis, 24 November 2011

Buruh status Mahasiswa


Setiap mata pelajaran Jurnalistik TV, untuk yang ke sekian kali kami mendengar cerita-cerita seru dari sang dosen (mantan sesepuh wartawan). Namanya pak Ruli, umurnya sekitar 40th, tapi jiwa mudanya masih ada, masih semangat mengajar. Apalagi menceritakan petualangan-petualangannya sebagai jurnalistik. Beliau sudah tidak asing lagi dalam dunia pemberitaan, segala tempat pernah dirasakan. Dari menjadi wartawan kriminal, majalah sport, produser, koran, dan juga televisi.

Sejak menjadi mahasiswa beliau sudah menjadi penulis berita untuk di koran dan majalah. Beliau juga pergi ke tempat-tempat menarik untuk menambah wawasan dan dijadikan berita bersama teman-temannya. Tentu saja kami yang mendengarnya hanya bisa gigit jari. Pada masa Pak Ruli kuliah dibiayai oleh orang tua, sedang kami harus banting tulang untuk bekerja baru mendapatkan sepersen uang untuk biaya kuliah. Beliau memang selalu bilang mulailah terjun ke dunia jurusan yang diambil dari sekarang. Sebab bila masuk secara resmi itu sama saja seperti JUDI, akan sulit! Tapi bagaimana bisa kami magang di sebuah stasiun televisi tanpa dibayar? Paling paling ongkos dan makan saja. Lalu bagaimana dengan biaya kuliah kami.

Ya Tuhan... Andai kesempatan masih ada untuk kami, maka lancarkan niat baik kami untuk menjadi lulusan yang berkualitas. Kami tidak menjadikan pekerjaan kami sebagai penghalang untuk kami bisa maju. Pekerjaan yang kami geluti merupakan salah satu motivasi bahwa kami bisa menjadi lebih baik di masa depan. Kelak kami akan buktikan bahwa lulusan kelas malam akan menjadi lulusan terbaik yang patut diperhitungkan dan menjadi nilai lebih akan profesi yang kami miliki. Berjuang demi cita-cita, meski berawal dari pekerjaan apa pun.



Cerpen
Penulis: Anitri Ernasari
Lokasi: Di atas tempat tidur

Rabu, 23 November 2011

Aku ingin jadi penulis


Aku sudah terlambat, terus muncul berulang-ulang dalam pikiranku. Aku sudah cukup lelah dengan aktifitas sebagai karyawan di perusahaan swasta, seorang mahasiswa serta tulang punggung keluarga. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakakku keduanya berjenis kelamin laki-laki, sedangkan aku perempuan sendiri. Kakak yang pertama sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Kakak keduaku meninggal karena sakit keras saat umurnya 28th dan belum menikah. Kini aku hanya tinggal berdua dengan Ibu saja dirumah. Meski terlahir dari keluarga Broken Home, aku masih memiliki harapan. Kendati memiliki hasrat yang kuat sekali untuk jadi penulis buku, aku masih meragukan kemampuanku untuk sukses sebagai penulis. Apakah aku menghabiskan waktuku untuk sasaran yang keliru?
Semua yang kurasakan kuluapkan ke dalam tulisan, tidak pernah aku melombakan karyaku. Sampai suatu hari aku sadar, sampai kapan aku berdiam diri dan mengabaikan kemampuanku dalam bidang seni? Aku suka menulis, bernyanyi, menari, menciptakan lagu, dan aku suka sastra. Aku mulai membeli buku-buku karya penulis ternama, dan melihat informasi mengenai jobs-jobs penulis. Saat aku membuka situs-situs web di google aku menemukan web yang bersedia akan membayar untuk jasa menulis cerpen atau cerita apa saja apabila tulisanku berhasil dimuat di web dan daftar pengunjungnya banyak. Aku pun mencoba mengirim salah satu karyaku. Tiga hari kemudian tulisanku dimuat di web, dan aku mendapat pesan singkat “Selamat! Tulisan anda terpilih sebagai salah satu tulisan terbaik di web kami. Silahkan cek no rekening anda untuk mengetahui jumlah nominal yang telah kami kirimkan. Terima kasih atas partisipasinya, semoga kerjasama ini saling menguntungkan.”
Rasanya senang sekali tulisanku bisa disukai dan diterima oleh orang lain, jumlah tamu yang membaca tulisanku juga cukup banyak yaitu 1000 pengunjung dalam waktu satu minggu. Terima kasih Tuhan. Pada sebuah mesin ATM aku melihat penghasilan pertamaku sebagai penulis. Permulaan yang bagus, lumayan untuk uang saku beberapa hari ke depan. Aku mulai sering menulis cerita lagi setelah sekian lama aku tidak menulis, terakhir SMA kelas 1 itupun hanya menulis puisi. Aku menemukan jiwaku dalam hal menulis. Menulis sebagai sahabat sejatiku, saksi perjalanan hidupku.


Cerpen
Penulis: Anitri Ernasari
Lokasi: Sudut kamarku

;;