Kamis, 22 Desember 2011

Peluh Ibuku



Peluh ibuku menjadi saksi
Betapa Dia menjalani hidup ini dengan tulus, tanpa belas kasih
Dia menjadi pelindung sekaligus pahlawanku
Seperti Tuhan, selalu menerima dan tidak pernah menyakiti
Tuhan pun mempercayakan telapak kaki Ibu sebagai surganya
Menyerukan hambanya untuk hormati Ibumu setelah-Ku (Tuhan)
Orang kedua setelah Tuhan
Bila kelak nyawaku cukup untuk mengganti lelahmu
Akan ku ganti dengan seumur hidupku Ibu
Selamat hari Ibu untukmu, untuk yang kesekian kalinya aku berkata
I Love You Mom 

#Realita Ibu
Di tengah malam, ditemani kesunyian, dan hujan
-Anitri Ernasari-

Minggu, 18 Desember 2011

Terkontaminasi



"Mamah, mamah... aku bica nyanyi nih dengelin yach. Sudah 3 buyan, kau hamil duyuan. Sudah 3 buyan, kau hamil duyuan. Nananananana..." dengan lihai anak berumur 3 tahun itu menyanyikan salah satu penyanyi dalam negeri dengan nada cadel, tentunya tanpa ada rasa bersalah. Namanya Ichal, dia seorang anak laki-laki berumur 3 tahun. Tentunya tidak pantas seorang anak kecil menyanyikan lagu yang diperuntukan bagi orang dewasa. Tapi, apa mau dikata, sudah merajalela lagunya. Akibat sering mendengarkan nyanyian dari teman-teman sebayanya yang tahu dari televisi, radio, atau bahkan VCD-nya sudah beredar.

Dus, dia pun menjadi salah satu korban ikut-ikutan, ya namanya juga anak kecil! Ibunya pun langsung menyahut "Husshh..., huusshh... anak kecil nggak boleh nyanyi lagu begitu nggak bagus!" seru ibunya dengan terkaget-kaget. Namun, anak tersebut tetap saja asyik dengan lagunya dan terus menyanyikannya sambil melangkah pergi keluar untuk bermain dengan teman-temannya. Begitulah anak masa kini, sangat memprihatinkan. Mau seperti apa kelak mereka?

Di usia yang masih sangat rentan dan daya ingat yang masih tajam, seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna, terutama bagi perkembangan olah fikir anak-anak kelak. Dus, kemajuan teknologi dan media sangat mempengaruhi dan mendominasi masyarakat masa kini. Terkontaminasi jelas bagi anak-anak, dan tidak dapat dihindari! Aku saja masih sangat jelas mengingat semua masa-masa kecilku dan itu sangat mempengaruhi tumbuh kembangku hingga kini. Bersyukur pada masa kecilku dulu masih banyak sekali nyanyian-nyanyian untuk anak seusiaku dan penyanyi cilik merajalela pada zaman ku dulu, sehingga minim terkontaminasi.

Semisal: aku suka acara musik anak-anak, saat itu aku mengagumi Sherina dan Agnes Monica. Penyanyi anak-anak dengan suara yang indah dan bisa mencakup nada-nada tinggi. Dus, aku pun berlatih otodidak bernyanyi seperti mereka dan menurutku sekarang aku mampu bernyanyi dengan nada tinggi, meski tidak sebagus penyanyi aslinya. Dus, betapa pentingnya membudidayakan otak anak-anak dengan hal-hal yang berguna bagi masa depan mereka. Diperlukan juga faktor orang tua untuk lebih memperhatikan lagi perkembangan anaknya menghadapi teknologi yang semakin canggih. Jangan sampai anak-anak yang tidak berdosa menjadi korban, demi target konsumen orang-orang dewasa! Miris... Kini Dunia sudah semakin EDAN!!! Memang...




Salam Inspirasi
(ATES)

Sensasi Mie Rendang Pedas Medan

Berawal dari kesalahan judul pada produk salah satu mie instan di dalam negeri, menghasilkan demo gede-gedean awal desember ini. Tentu saja demo tersebut melingkupi karyawan yang merasa tersinggung akan asal-usul makanan khas yang tercantum pada sebuah produk mie instan. Cukup banyak yang demo, bahkan salah satu karyawan ada yang berseru dengan semangat berkobar untuk mempertahankan kebudayaannya dalam makanan khas “Kenapa harus Mie Rendang Pedas Medan? Harusnya Padang donk, kita semua juga sudah tahu kalau rendang itu kan makanan khas dari Padang bukan?" Digugat demo, dan takut hal ini menjadi berkepanjangan.

Dus, perusahaan tersebut pun segera mengganti ulang kemasan dengan judul yang baru, tentunya tanpa embel-embel nama daerah atau kota asal menjadi “Mie Rendang”. Dari peristiwa ini kita menyadari betul betapa pentingnya penulisan kata pada sebuah produk dan memikirkan sebab akibat dari sebuah judul. Apabila terjadi kekeliruan maka akan mengganggu aktifitas kerja dan kenyamanan bagi orang banyak tentunya. Apalagi kalau sudah menyangkut budaya. Seperti yang sudah kita ketahui Negara kita kan Negara Demokrasi, yang artinya "Demo terus pantang mundur!" Hehehehe...




#Soft News
(ATES)

Sabtu, 17 Desember 2011

Supir angkutan tewas akibat mengantuk



Kecelakaan yang dialami oleh lelaki paruh baya sore hari ini terjadi tepatnya di daerah lampu merah slipi, Jakarta Barat. Tabrakan antara motor dan mobil terjadi dikarenakan sang supir dalam keadaan mengantuk. Kecelakaan tersebut membuat si supir sampai terjatuh keluar mobil, dan pada saat bersamaan sebuah truk melintas dari belakang dan melindas sang supir hingga tewas. Penuturan ini juga diungkapkan oleh penjual Koran selaku saksi yang mengatakan “Ada tabrakan, mobil tabrakan sama motor, mati tuh supirnya. Kayaknya gara-gara ngantuk jadi jatuh sampai keluar mobil eh pas ada truk lewat, ya udah deh kelindes.” Peristiwa ini mengajarkan betapa pentingnya konsentrasi saat berkendara.

#Straight News
(ATES)

Pilihan



Di tengah-tengah kebingunganku akan sesuatu, yang selalu mengintaiku selama bertahun-tahun lamanya. Aku berfikir, merenung, dengan siapa aku di pelabuhan terakhirku nanti. Terus berbisik mengusik hari-hariku setiap kali aku mulai meragu dengannya. Apakah gerangan perasaan ini? Takutkah, atau galaukah??? Terus menerus mengintaiku sampai membawaku pada keputusan yang sulit. Persepsi akan Dia dan keluarganya, membuatku semakin tegas dan semakin ragu untuk melanjutkan hubungan ini. Maaf…




#Syair
Oleh: Anitri Ernasari

Jumat, 09 Desember 2011

Kuliner Ayam Bakar Mas Mono



Dari Es Cream Ragusa made in italia beralih ke ayam bakar Mas Mono. Gara-gara pemilik Es Cream Ragusa tidak mengizinkan kami untuk meliput tanpa ada surat pengantar dari kampus, terpaksa kami gigit jari! Sudah malem, hujan-kehujanan pula, kedinginan, ngantri busway, lama, sesak, cuaca panas sehabis hujan, lapar, ngantuk, semua berkecamuk jadi satu. Lalu salah seorang teman satu kelompok saya mengusulkan

"Gimana kita ke Salemba saja kak? Kata kakak banyak tempat makanan kan disana?"

Dalam hati yassalammm.... kan sudah ngemeng dari kemaren-kemaren tapi tetap saja kekeuh pengennya kesini! Aku yang sudah lemes hanya menjawab

"Hm... ya banyak, ya sudah." Lalu temanku melanjutkan

"Ya, sudah kita berangkat sekarang yuk! Malam semakin larut."

Kami bergegas kembali ke salemba dengan menaiki busway, sedangkan dua orang lainnya mengendarai motor. Sambil mengisi kekosongan saya sibuk memencet tombol-tombol di HP tet..tet..tett... untuk menulis memo pad & mengurangi apa yang aku rasakan hari ini. Mencatat singkat kejadian yang aku alami hari ini. Cukup lama saya dan teman saya menunggu busway, sampai akhirnya busway datang. Kami bergegas naik ke bus yang penuh dan sesak, sampai-sampai tidak harus berpegangan juga tidak akan jatuh (seperti ikan-ikan sarden dalam kaleng).

Meski demikian, kami tetap semangat 45, demi tugas yang deadline 3 hari lagi! Kami tidak putus asa dan bergegas ke salemba untuk menengok tempat-tempat makan yang banyak disana. Tapi tempat makan disana sudah tidak sebanyak dulu. Kebanyakan outlet-outlet bagus disana sekarang seperti 7 Eleven, Ayam bakar mas mono. Setelah berunding sebentar di kelompok kami akhirnya jatuh pada pilihan ayam bakar mas mono. Tempat yang cozy dan anak muda banget itu langsung menyambut kami dengan ramah, manager yang memegang peranan disana juga sangat hangat menyambut niat baik kami yang sedang belajar, dengan tangan terbuka memperbolehkan kami meliput makanan kuliner disana. Mulailah acara liput-meliput kami.

Ayam Bakar Mas Mono seperti ayam kremes atau kalasa. Tidak ada bedanya bila dilihat sekilas dengan ayam kebanyakan yang sudah ada. Tapi, yang membedakan dengan ayam lainnya yaitu tentunya bumbunya, hm..... Rasanya membuat kita yang mencicipi mengatakan seperti ungkapan yang sering digunakan oleh presenter acara kuliner di salah satu stasiun Televisi *Maknyossss.....!!! Apalagi ditambah minuman favorit disini yaitu Es Teller, yummiiee..., segernya bukan main !!! Kudu dicoba dec, buat kalian yang penasaran pengen cobain kulinernya, bisa langsung datang saja ke daerah salemba, Jakarta Pusat.


Penulis: Anitri Ernasari
Lokasi: Memo Pad BB at Halte Busway Juanda

Busway Vs Bus 213




Pada hari senin, 31 oktober 2011, jakarta tampak gerimis, jalanan pun tampak basah. Namun itu tak mengurungkan niat saya untuk mengerjakan tugas Jurnalistik TV yang akan dikumpul paling lambat minggu ini karena sebelum UTS harus dikumpul. Berangkat dari kediaman saya di cikini, Jakarta Pusat. Setelah menugggu di halte bus selama 15 menit akhirnya saya menaiki bus mini berwarna orange yang biasa disebut metromini. Macet total benar-benar melanda jakarta hari ini, meski bukan pemandangan yang asing lagi bagi penduduk asli Jakarta. Di tengah-tengah kemacetan dan di tengah-tengah pos polisi yang tampak kosong disaat hujan seperti ini, terlihat seorang anak laki-laki muda, sekitar berumur 27 tahun, yang masih perduli dengan kemacetan lalu lintas. Dia berusaha membuat jalanan menjadi sedikit lancar dan sedikit mengurangi kemacetan, sehingga mobil yang saya tumpangi bisa melintasi kemacetan. Seperti biasa saat cuaca hujan seperti ini polisi sulit sekali ditemui di jalan-jalan. Saya turun dari bus tepat turun di lampu merah Universitas Indonesia. Saya berjalan sedikit menuju halte busway salemba kurang lebih 50 km, ditemani payung cantik yang setia menemani saya disaat hujan. Sesampainya di halte busway, tidak lama busway tujuan harmoni datang dan saya bergegas masuk ke dalam bus. Setelah masuk saya melihat ada 3 bangku kosong. Sedikit meragukan untuk melangkah ke situ karena tidak ada satu orang pun yang mendudukinya, padahal masih banyak sekali orang yang berdiri. Saat saya mulai mendekati bangku kosong itu dan menegaskannya untuk melihat ada apa di bangku itu yang menyebabkan orang-orang tidak mau duduk? Tiba-tiba salah seorang wanita berkerudung di sebelah saya bilang "Bangkunya basah mba, bocor AC nya." Mendengar ungkapan mba di sebelahku, aku jadi mengerti, hahaaaaa...... Busway bisa bocor juga AC-nya??? Masih mending naik 213 yang nyaman yac kalau begitu? Busnya sama-sama besar, dan sama-sama penuh sesak dengan penumpang, bangkunya juga nggak kalah banyak, cuma bedanya 213 yang sering saya tumpangi tidak pernah bocor, karena memang busnya tidak ber-AC. Meski demikian, sampai sekarang masih banyak penumpang setia yang menaikinya. Selain itu, busnya juga sangat banyak, dari subuh hingga pukul 24.00 WIB masih bisa kita jumpai di jalan-jalan plus tarifnya lebih ekonomis khususnya bagi penumpang jurusan Grogol-Kp. Melayu. :)


Just opinion By: Me
Penulis : Anitri Ernasari
Lokasi: Di atas bangku belajar kamarku

Rabu, 30 November 2011

Kue Cantik untuk Mamah Tersayang



Besok ibuku genap berumur 56th. Bahagia plus sedih karena sampai saat ini aku belum bisa membahagaiakan ibuku dan penuhi impian-impiannya. Aku berniat membelikan kue pada hari ulang tahun ibuku. Aku pun jatuh pada pilihan toko kue Holland Bakery di daerah tebet, Jakarta pusat. Aku melihat bermacam kue ada mocha cake, blackforest, cream chocolate. Aku pilih blackforest dengan ukuran medium. Cokelatnya tebal menempel pada dinding-dinding kue membuatnya terlihat wah, dan diatasnya cery dengan warna merah merekah membuatku tak sabar juga untuk mencicipinya. Semoga ibuku senang menerimanya. Tidak lama aku pun bergegas pergi dari tempat itu karena ada hans diluar yang sedang menungguku. Hans tidak ada respek sama sekali. Sesampainya dirumah Hans aku cemberut saja. Dia pun akhirnya bertanya “Kenapa say?” tanyanya. “ga apa-apa.” Jawabku. “ko ga apa-apa diem aja?” lanjutnya. “habisan….” Dengan wajah ditekuk. “habisan kenapa sih?” lanjutnya. “cuek banget, besok kan ibuku ulang tahun.” Sahutku. “iya, terus kenapa ya udah doain aja kan?” jawabnya santai. “diiihh…. doain aja, mantu apaan tuh kayak begitu ga lolos lo jadi mantu.” Sahutku ketus. “Ya m au nanggung bulan sayang. Ya sudah, nanti kita beli ya liat di kemayoran ya.” Jawabnya halus. Aku pun senang mendengarnya. Lalu kami pun pergi, sesampainya disana wah… penuh sekali maklum namanya juga pasar malam udah gitu pas weekend lagi mana naik motor nggak mau diparkir motornya. kami berhenti pada toko tas pertama. Tasnya lumayan buat ibu-ibu tapi kecil semua nggak ada yang besar seperti yang ibuku suka pakai. Lalu kami lanjut pada toko tas kedua, hm… tidak ada yang bagus harganya memang sangat murah tapi tipis semua akan cepat putus kalau bawa barang banyak.. Lanjut pada toko ketiga, bagus-bagus, tas import ups salah impor, tapi modelnya untuk anak muda semua nggak ada yang cocok buat emak-emak hahaahaaaa…. Ini mah bakalan gue yang kepengen jadi ngiler gue.. huhuuu…. Nanti deh gue kesini lagi buat beli tas itu. Dalam hati udah ngincer aja hahaaa.. “gimana ada yang bagus nggak?” tanyanya Hans. “bagaus sih, tapi buat anak muda semua nggak ada yang cocok buat ibu-ibu yank.” Jawabku. “ya sudah kita cari lagi.” Lanjutnya. “ok.” Sahutku. Hari makin larut dan besok pagi sudah harus sahur hm…mudah-mudahan cepat ketemu kek yang bagus buat mamah ya Allah. Ini toko terakhir kalau tidak ada yang bagus juga ya sudahlah hamsiong lah inang. Aku lihat tas-tasnya besar-besar dan cocok modelnya untuk ibu-ibu, sekarang tinggal bingung milihnya deh. “Yank bagus yang mana?” tanyaku. “terserah.” Sepertinya dia sudah tampak kelelahan. “bisa cepet nggak gue udah capek nih pegel.” Sahutnya kasar. Kasarnya sudah mulai keluar, aku jadi malu dilihat orang banyak, ini kan depan umum, apa dia sengaja membuatku malu? Aku benci situasi ini. Untuk yang kesekian kali aku dibuat malu oleh sikapnya itu. Aku hanya menatapnya benci sekali dan dia diam sendiri. Akhirnya aku menemukan yang pas untuk ibuku warnanya hitam, puringnya juga bagus, semoga mamah suka ini. Kami bergegas pulang dan aku sempatkan ucapkan terima kasih padanya. Aku memberikannya kepada mamah “Assalamualaikum.” “Walaikumsalam.” Aku mencium tangannya. “Malam banget dari mana aja jam segini baru pulang?” Tanya ibuku. “nih buat mamah dari Hans.” Sahutku dan ibuku langsung sumringah. “huuu… bagus banget beli dimana? Bilangin terima kasih calon mantu.” Jawabnya. “heh, mau kemana lagi?” Tanya ibuku. “ini mau kasih cemilan sama tolak angin dia masuk angin sama indomie takut dia lapar.” Jawabku dan langsung bergegas turun. “oh…. Bilangin makasih yaaa.” Sahutnya. “iya.” Sahutku. “ini tolak anginnya di dalam ay sama indomie goreng 1 takut kamu lapar. Makasih banyak ya mamah aku seneng banget bagus katanya makasih calon mantu. Hihiii…” Kayla. “iya sama-sama salam ya buat mamah.” Jawabnya. “iya.” Aku pun cium tangan sebelum dia pergi. Hari yang melelahkan. Keesokkan harinya tepat jam 3 pagi aku dan ibuku bangun untuk sahur bersama. Sebelum sahur aku mengambil kue dan menyiapkan lilin untuk ulang tahun ibuku yang tepat jatuh pada hari ini 08 Agustus 2011. Kunyalakan lilinnya dan kunyanyikan lagu ulang tahun ibuku. Sebelum meniup lilinnya aku menyuruhnya untuk make a wish, berdoa untuk semua keinginannya dan kebaikan hidupnya. Lalu ibuku berdoa, diucapkannya sampai aku terdengar. Dalam hatiku Tuhan dengarkan doa ibuku yang sangat aku sayangi ini. Kabulkan segala permintaaanya. Berikan aku kemudahan untuk bisa membuat ibuku bahagia. Happy Birthday mom dengan mencium kedua pipinya.




Cerpen
Penulis
#Anitri Ernasari
Lokasi: Memory Birthday in My home sweet home :)

Kamis, 24 November 2011

Buruh status Mahasiswa


Setiap mata pelajaran Jurnalistik TV, untuk yang ke sekian kali kami mendengar cerita-cerita seru dari sang dosen (mantan sesepuh wartawan). Namanya pak Ruli, umurnya sekitar 40th, tapi jiwa mudanya masih ada, masih semangat mengajar. Apalagi menceritakan petualangan-petualangannya sebagai jurnalistik. Beliau sudah tidak asing lagi dalam dunia pemberitaan, segala tempat pernah dirasakan. Dari menjadi wartawan kriminal, majalah sport, produser, koran, dan juga televisi.

Sejak menjadi mahasiswa beliau sudah menjadi penulis berita untuk di koran dan majalah. Beliau juga pergi ke tempat-tempat menarik untuk menambah wawasan dan dijadikan berita bersama teman-temannya. Tentu saja kami yang mendengarnya hanya bisa gigit jari. Pada masa Pak Ruli kuliah dibiayai oleh orang tua, sedang kami harus banting tulang untuk bekerja baru mendapatkan sepersen uang untuk biaya kuliah. Beliau memang selalu bilang mulailah terjun ke dunia jurusan yang diambil dari sekarang. Sebab bila masuk secara resmi itu sama saja seperti JUDI, akan sulit! Tapi bagaimana bisa kami magang di sebuah stasiun televisi tanpa dibayar? Paling paling ongkos dan makan saja. Lalu bagaimana dengan biaya kuliah kami.

Ya Tuhan... Andai kesempatan masih ada untuk kami, maka lancarkan niat baik kami untuk menjadi lulusan yang berkualitas. Kami tidak menjadikan pekerjaan kami sebagai penghalang untuk kami bisa maju. Pekerjaan yang kami geluti merupakan salah satu motivasi bahwa kami bisa menjadi lebih baik di masa depan. Kelak kami akan buktikan bahwa lulusan kelas malam akan menjadi lulusan terbaik yang patut diperhitungkan dan menjadi nilai lebih akan profesi yang kami miliki. Berjuang demi cita-cita, meski berawal dari pekerjaan apa pun.



Cerpen
Penulis: Anitri Ernasari
Lokasi: Di atas tempat tidur

Rabu, 23 November 2011

Aku ingin jadi penulis


Aku sudah terlambat, terus muncul berulang-ulang dalam pikiranku. Aku sudah cukup lelah dengan aktifitas sebagai karyawan di perusahaan swasta, seorang mahasiswa serta tulang punggung keluarga. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakakku keduanya berjenis kelamin laki-laki, sedangkan aku perempuan sendiri. Kakak yang pertama sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Kakak keduaku meninggal karena sakit keras saat umurnya 28th dan belum menikah. Kini aku hanya tinggal berdua dengan Ibu saja dirumah. Meski terlahir dari keluarga Broken Home, aku masih memiliki harapan. Kendati memiliki hasrat yang kuat sekali untuk jadi penulis buku, aku masih meragukan kemampuanku untuk sukses sebagai penulis. Apakah aku menghabiskan waktuku untuk sasaran yang keliru?
Semua yang kurasakan kuluapkan ke dalam tulisan, tidak pernah aku melombakan karyaku. Sampai suatu hari aku sadar, sampai kapan aku berdiam diri dan mengabaikan kemampuanku dalam bidang seni? Aku suka menulis, bernyanyi, menari, menciptakan lagu, dan aku suka sastra. Aku mulai membeli buku-buku karya penulis ternama, dan melihat informasi mengenai jobs-jobs penulis. Saat aku membuka situs-situs web di google aku menemukan web yang bersedia akan membayar untuk jasa menulis cerpen atau cerita apa saja apabila tulisanku berhasil dimuat di web dan daftar pengunjungnya banyak. Aku pun mencoba mengirim salah satu karyaku. Tiga hari kemudian tulisanku dimuat di web, dan aku mendapat pesan singkat “Selamat! Tulisan anda terpilih sebagai salah satu tulisan terbaik di web kami. Silahkan cek no rekening anda untuk mengetahui jumlah nominal yang telah kami kirimkan. Terima kasih atas partisipasinya, semoga kerjasama ini saling menguntungkan.”
Rasanya senang sekali tulisanku bisa disukai dan diterima oleh orang lain, jumlah tamu yang membaca tulisanku juga cukup banyak yaitu 1000 pengunjung dalam waktu satu minggu. Terima kasih Tuhan. Pada sebuah mesin ATM aku melihat penghasilan pertamaku sebagai penulis. Permulaan yang bagus, lumayan untuk uang saku beberapa hari ke depan. Aku mulai sering menulis cerita lagi setelah sekian lama aku tidak menulis, terakhir SMA kelas 1 itupun hanya menulis puisi. Aku menemukan jiwaku dalam hal menulis. Menulis sebagai sahabat sejatiku, saksi perjalanan hidupku.


Cerpen
Penulis: Anitri Ernasari
Lokasi: Sudut kamarku

Kamis, 27 Oktober 2011

Cinta Lebai


Malam ini detik-detik menuju usiaku ke-17 tahun, pukul sudah menunjukkan 11.45 WIB. Derrrd, derrd.. HP ku berdering tanda sms masuk, isinya: “Keluar dunk bebs, aku sudah menunggumu diluar, cepat ganti baju aku tunggu di tempat biasa ya. I love yea muaachhh…” Seperti biasa ini tahun kedua aku merayakan ulang tahunku dengannya, aku segera membalasnya. “Iya sayang I love yea too bebs muaacchh..” Setelah itu aku bergegas rapih. Aku langsung datang ke tempat biasa di taman dekat rumahku. Dari jauh sudah terlihat motornya yang khas dengan warna yang serba biru yaitu warna kesukaanku, dengan stiker di plat belakang bertuliskan ‘Lenasya’ yang merupakan singkatan nama kami yaitu Lemin dan Nasya.
Aku selalu merayakan ulang tahunku berdua dengannya. Rasanya lengkap bila dia ada menemaniku. Lemin adalah kekasihku, dia merupakan anak tunggal dari keluarganya yang sangat berada. Tingginya sekitar 170 cm. Wajahnya manis, dan ada lesung pipi yang menambah gemas kalau melihatnya tersenyum. Meski dari keluarga yang berada namun keluarganya sangat baik terhadapku. Sedang aku sendiri Nasya, dari keluarga yang sangat sederhana. Oleh karena itu, aku terkadang masih bingung kenapa dia bisa suka padaku. Meski begitu kami sudah menjalin hubungan selama kurang lebih 2 tahun dan usianya 4 tahun lebih tua dariku. Setelah kami bertemu “Happy Birthday sayang!” sambutnya memelukku. Tepat pukul 00.00 WIB “Come on make a wish, sayang.” Tambahnya.
Sesaat aku pejamkan mata dan kuminta agar semua cita-cita aku dan Lemin terwujudkan, dan bisa saling mengisi satu sama lain sampai kakek nenek. Tiba-tiba jederr, jedderrr… jedderrr!!! “Hah! Apa itu sayang?” Tanyaku. “Ini semua buat kamu sayang. I love yea bebs. Once again Happy Birthday.” Sebuah kecupan mendarat di pipiku, dan oh.. kembang api yang begitu indah tiba-tiba muncul seperti pada saat Tahun Baru! Hanya kami berdua yang menyaksikannya. Ya Tuhan apakah ini mimpi? Ini indah sekali! Kurang lebih kembang api itu meluncur selama 10 menit, cukup lama, dan setelah 10 menit.
“Wow.. Amazing! Sayang makasih ya!” Aku tersentak. “Iya, sudah 17 tahun ya sekarang, kamu mau hadiah apa dari aku?” Tanya Lemin. “Bukankah ini hadiah buat aku sayang? Apa lagi yang mau kamu berikan?” Jawabku. “Ini masih pembukaan sayang, agar di tahun bertambahnya umur kamu ini akan menjadi indah seperti kembang api itu.” Sahutnya. Air mataku tiba-tiba turun antara bahagia bercampur haru. Dalam hatiku berkata terima kasih Tuhan karena Dia adalah kado terindah untukku yang sampai saat ini masih setia disampingku, menemaniku.
“Kok sedih sayang, kamu senang nggak?” “Iya, senang. Kamu nggak perlu repot-repot sayang ini sudah lebih dari cukup.” Jawabku kembali. “Ya sudah tapi jangan sedih lagi donk, kamu juga jangan berfikir begitu, ini semata-mata aku lakuin buat orang yang aku sayang kok. Aku senang melakukannya buat kamu, dan jangan pernah segan sama aku. Kamu mau apa di hari ulang tahunmu ini? Mungkin ada sesuatu yang selama ini kamu inginkan sayang?” Tanyanya kembali. “Sotoy deh kamu yank?” Jawabku bercanda. “Serius ah sayang!” Sahutnya. “Hm… apa ya? Terserah kamu saja deh?” “Ayo donk kamu mau apa saja boleh deh terserah? Apa beli kue ultah? Tapi udah malam sayang, atau mau kaset Craig David kesukaan kamu?” Tanyanya kembali.
Dalam hatiku berfikir apa yah? Craig David ok juga, tapi yang dari dulu aku inginkan apa? Tiba-tiba teringat. “Hm… ya, kotak musik.” Kataku tersentak. “Kotak musik? kenapa kamu pilih kotak musik?” Tanyanya. “Iya, karena sedari kecil aku ingin punya itu, yang dimiliki temanku sewaktu kecil, cantik sekali sayang.” Jawabku. “Yang seperti apa?” Tanyanya kembali. “Bentuknya piano dan pas dibuka ada penari baletnya menari-nari diatasnya, bagus deh sayang.” “Ya sudah nanti aku cari ya.” Katanya. Walau hanya dirayakan berdua saja namun rasanya ini sudah lebih dari cukup karena aku punya kamu Lemin dan Ibuku tersayang, andai saja ada ayah. “Makasih sayang.” Semua larut dalam dingin malam yang cerah dan disertai bintang-bintang yang indah. “Aku nggak akan pernah lupain ini semua, aku sayang kamu.” Tambahku. “Aku juga sayang, sayaaaanngg… banget, kamu senang nggak?” “Banget.” “Ya sudah, sudah senang kan sekarang kita pulang ya sudah larut malam sayang besok kita lanjut lagi ok?” “Ok.” Semangatku.
“Pagi Mah!” “Hei.. anak mamah yang paling cantik, Selamat ulang tahun ya sayang!!! Biar panjang umur, banyak rejeki, diberi sehat, semua cita-citanya terkabul.” “Amin.” Sahutku. “Ini mamah buatkan sarapan kesukaan kamu omlet super-duper BESAR!” “Wah, yummie! Enak banget nih mah.” “Iya donk siapa dulu yang buat, mamah!” “Makasih ya mah, muuaacchh..” Sebuah kecupan kudaratkan pada pipi mamahku yang paling cantik dan baik hati. “Aku berangkat dulu ya mah.” “Ya sudah hati-hati di jalan.” “Assalamualaikum.” Pamitku sembari mencium tangan.
Sesampainya di sekolah. Teman-teman sepertinya terlihat biasa saja dan tidak ada yang mengucapkan satu patah pun ucapan selamat kepadaku. Ah.. masa bodoh! Tiba-tiba pas pulang sekolah “Perasaan aku nggak enak nih.” Ngomong sendiri, dan.. “Sya, mau kemana buru-buru amat bu?” Tanya Sunia salah satu teman sekelasku di sekolah, sekaligus teman dekatku. Tiba-tiba kurasakan basah di kepalaku dan oh… Byur! Aku diguyur air dingin seember dari lantai 2 sampai basah kuyup sama teman-temanku huh.. RESE! Belum cukup dari bawah ada 5 orang teman sudah siap mengguyurku kembali dengan 5 ember air es! Duh.. nggak kuat, ggrrrr… DINGIN! Habis hujan lagi, meriang deh nih gue. Setelah itu mereka semua mengucapkan Happy Birthday beramai-ramai, menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan menyiapkan kue ulang tahun serta menyuruhku make a wish lalu meniup lilin. Sedangkan diriku make a wish dengan bibir yang komat kamit kayak mbah dukun karena kedinginan. Ggrrrr… Dingin. Disisi lain aku terharu dengan teman-temanku yang begitu baik. Setelah itu mereka mengantarku pulang. Ini lebih parah dari ceplokan telur atau terigu, karena walaupun hanya dengan air, tapi itu air dingin, bisa disebut air es, habis hujan pula jadi campur aduk deh tuh semua sama cuaca. Hehe.. ya nasib, ya nasib, tapi senang juga sih ternyata mereka masih ingat. Wakawakawaka…
Sampai dirumahku, “Grrrrr….dingin mamah, DINGIN!!!” Bergetar mulutku. “Ya sudah anakku sayang ini kan cuma setahun sekali kayak begini?” mamahku menyahut. “Tapi nggak gini juga kaleee!” Huh.. dasar susah punya orang tua nggak pernah mengerti penderitaan anaknya (dalam hati). “Ya sudah mamah buatkan makanan ya pasti kamu suka, sama teh hangat juga ya sayang.” “Mau juga donk tante! Hehe” Temanku ramai-ramai menyahut. “Iya pasti tante buatin semua ya.” “Maafin donk sya, jangan marah ini kan hari special lo, maafin kita-kita ya sampai bikin lo meriang kayak gini tapi kan cuma setahun sekali meriangnya. Hehe..” Sunia mencoba mengademkan hatiku. “Ketawa lagi lu huuuh.., ya udah gue maafin, itung-itung ngurangin dosa gue, biar pada pindah ke lu semua! Hahaha…” “Parah banget lu, sya!” “Syukur!! Wakawakawaka.” Tertawaku lepas.
“Silahkan dimakan!!!” Mamahku datang dengan semua makanannya. “Wah… Pizza! Enak banget, tante bisa bikin pizza ya?” Sunia nyeletuk. “Iya donk.” Mamahku menyahut. “Jadi yang tempo hari Nasya bawa jangan-jangan buatan tante juga?” Tambah Sunia nyeletuk. “Pastinya.” Sahut mamahku. “Pantesan, kok pagi-pagi Nasya beli pizza dimana? Aku fikir pizza inepan jadi aku nggak pernah mau kalau ditawarin Nasya tante. Kalau tahu tante yang buat pasti aku sudah lahap tuh dari kemaren-kemaren !” Tambah Sunia. “Makanya gue nggak kasih tahu karena pastinya lu bakal ngerecokin gue pas makan siang, yang ada pizza gue habis sama lu, alhasil jatah makan siang gue habis sama lu doank.” Sahutku. “Ih.. jahat benerr fikirannya!!” Sahut Sunia. “Bodo!” Tambahku. Hahahaha… semuanya pada tertawa.
Malam harinya, Lemin datang. “Malam sayang, ayo tiup lilinnya, eits.. tapi sebelumnya make a wish lagi ya.” Tambahnya. “Hm.., siip sudah.” Sahutku. “Kamu kenapa sayang kamu sakit?” “Iya nih dingin tapi udah mendingan kok.” “Ya Allah ultah kok malah sakit, kata mamah kamu tadi dikerjain teman-teman sekolah ya?” “Nggak apa-apa kok cuma dingin saja nanti juga hilang.” “Keterlaluan banget sih mereka yank, sampai buat kamu kayak gini? Biar cepat sembuh ya yank, oh iya.. lihat aku bawa apa buat kamu?” “Apa?” tanyaku. “Yang kamu mau sayang? Coba dibuka.” Setelah dibuka. “Heeh.. ya ampun sayang cantik banget!” Bentuknya piano, warnanya hitam, dan perlahan kubuka kotak musik itu, lalu terdengar alunan indah suara piano, disusul dengan berdirinya boneka kecil penari balet yang memakai baju warna pink ikut menari-nari di atas piano, betapa cantiknya kulihat, bahkan lebih cantik dari yang aku lihat sewaktu kecil yang dimiliki temanku itu.
“Kamu tahu banget yang aku suka. Kamu cari dimana?” Lanjutku. “Ada deh pokoknya aku cari sampai ketemu, apa sih yang nggak buat kamu sayang. Kamu suka?” Tanyanya. “Suka banget sayang makasih ya sayang I love yea muaach..” Kecupku. “Lumayan dapat panglaris. Hehe..” Sahutnya. “ Mau lagi?” kataku. “Mau banget! Hehe.” Lanjutnya. “Beli saja di pasar pagi! Hahaa..” Lanjutku. “Tega banget kamu sayang kalau ada yang jual dan rasanya sama pasti juga aku ke pasar pagi setiap hari sekalian temenin ibu. Hahaa.. Huh! lagi sakit masih saja bercanda.” Serunya. “Hehe.. habis aku kan juga mau.” Bicaraku menggoda. “Oh.. kamu mau juga sayang bilang donk tapi tunggu mamah tidur ya. Hehe.” Lanjutnya. “Huuh.. ya nasib, ya nasib.” Kataku. “Sudah bercandanya sayang, apa doa kamu tahun ini?” Tanyanya. “Doaku? mau tahu?” Tambahku. “Ya.” Sahutnya. “Nanti nggak jadi dikabulin lagi sama Allah kalau aku bilang.” “Nggak kok sayang, ayo donk aku kan mau tahu.” “Huh.. ya sudah, hm.. aku bilang sama Allah kalau aku tuh ingin sekali belikan mamah rumah! Aku juga ingin berbagi dan jadi inspirasi bagi banyak orang, lewat cerita-cerita aku sayang seperti Penulis. Syukur-syukur bisa difilmkan karena aku sendiri yang akan jadi pemerannya serta yang mensutradarakannya.” Jawabku. “Amin.. sayang mudah-mudahan terwujud ya.” Sahutnya. “Mimpiku terlalu besar ya sayang?” Tanyaku. “Nggak kok, nggak ada mimpi yang terlalu besar sayang ketika kita bersungguh-sungguh dan terus-menerus melakukannya, seperti kata idola kamu Agnesia Monic.” Jawabnya. “Ya, tapi apa orang biasa seperti aku pantas punya mimpi seperti itu, disamakan seperti dia yang sudah jadi inspirasi bagi banyak orang termasuk aku? Dia sudah merintis cita-citanya sedari kecil, sementara aku belum ada kesempatan sama sekali untuk itu. Jika kelak aku dapat kesempatan, aku pasti akan jalankan dengan sebaik mungkin.” Sahutku. “Iya sayang Allahuma amin.. semoga Tuhan dengar ya sayang, tidak pernah ada kata terlambat untuk meraih mimpi sayang.” Jawabnya. “Aku juga berdoa agar kita tetap sama-sama sampai kita kakek nenek. Hihi..” Tambahku. “Pasti sayang.” Tambahnya. Aku berdoa kembali dalam hati kepada yang Maha Kuasa agar Tuhan dengar dan mengabulkan. Aku bersyukur karena memiliki orang-orang yang sayang sama aku seperti Ibuku, Lemin, juga teman-temanku. Thanks God !



Cerpen
By: Anitri Ernasari
Lokasi: Sudut kamarku

Rabu, 26 Oktober 2011

Aku bercerita pada kata...



Saat keraguan datang,
Kepada siapa aku akan bertanya,
dari petunjuk lain atau dari hatiku sendiri???

Tapi sekarang rasanya sudah habis tak tersisa,
Terlalu sering sakit yang aku terima,
Lebih baik aku fikirkan masa depan ku.

Kepada cinta sejati.
Datanglah dengan membawa tawa bukan duka...

Puisi Romansa
Penulis: Anitri
Lokasi: Kamar tercinta

;;